Selasa, 14 Juli 2009

“Wawasan Luas, Sumber Dalam Menulis” (Writing is Fun)


“..Biodata..”


Seorang gadis muda belia yang lahir di kota bandung pada tanggal 8 Oktober 1987 dan dianugerahkan sebuah nama oleh kedua orang tuanya “Clara G. asfriandini”. Dididik dan dibesarkan pada suatu lingkungan keluarga yang kuat terhadap keyakinan yang dianutnya.

Seorang gadis tangguh yang pantang menyerah dengan hal-hal yang menghampiri untuk membuatnya putus asa. Cerdik dalah hal yang lebih disukainya dibandingkan pintar, sebab orang pintar belum tentu cerdik, tapi orang cerdik tentu juga pintar. Dan kejujuran adalah hal terutama dalam hidupnya.

Bercita-cita kelak menjadi seorang Public Relations yang sukses disebuah perusahaan ternama, demi mengangkat kembali derajat keluarga dan membuat Oma tersayang selalu tersenyum disurga.

Kesehariannya yang nggak bisa lepas dengan music berjenre POP juga RnB, untuk melengkapi hobby-nya dalam dunia modern dance. Karena motto hidunya adalah dance, dance sampai gempor…

Keinginan dan harapan dalam waktu dekat adalah semga Tuhan mengizinkan dan memudahkan untuk dapat lulus dari bangku kuliah yang kini dijalaninya tepat waktu pada tahun 2011 nanti dengan hasil terbaik.amin Ya Tuhan.

“Semua akan menjadi lebih baik bila kita berusaha dan percayakan padaNya..maka semua akan indah pada waktunya. Yaa alam ini adil, sebab penciptanya pun begitu adil. Amin..amin ya Tuhan.







“Wawasan Luas, Sumber Dalam Menulis”
(Writing is Fun)

Ketika kita telah bersiap untuk menulis dan memutuskan tema yang akan dibahas, tidak akan mudah begitu saja merangkai kata-kata ditengah pergejolakan rasa bingung yang berada di tahap stadium-4. Terutama bagi pemula yang sama sekali belum memiliki pengalaman dalam dunia menulis, yang kita sebut dengan istilah “penulis pemula”.

Seorang yang gemar membaca dan dalam keseharinnya terbiasa melahap buku sebanyak lima buah, yang kurang lebih setiap bukunya memiliki 200 lembar halaman, tetap saja bagi “penulis pemula” kedua hal tersebut merupakan dua kegiatan yang saling bertolak belakang, akan tetapi tanpa disadari saling melengkapi.

Maksud dari pernyataan tersebut bahwa dasar dari kemudahan dalam menulis ialah ilmu, pengetahuan dan juga wawasan yang luas. Hal tersebut dapat membantu kita mengoleksi beragam kata dengan berbagai makna serta arti pada setiap pemahamannya. Tentu saja hal itu bisa kita dapatkan dengan membiasakan diri untuk membaca. Disini sangat jelas, antara membaca dan menulis merupakan dua hal yang bertolak belakang tetapi saling melengkapi.

Terkadang kita terlalu berpatokan pada sebuah teori yang menjadi panduan, akan tetapi jangan pernah takut untuk berbuat salah sebab kita tidak akan mengetahui bahwa kita salah. Maka sebaiknya lebih mengeksplor kepada pandangan kita dan penilaian atas pemahaman yang akan disampaikan tetapi tetap dibawah suatu teori-teori penting dalam menulis.

Bagi seorang “penulis pemula” apakah menjadi hal yang begitu mudah bila hanya dengan memiliki perbendaharaan kata? Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan yang akan dihadapi saat menulis?


Kiat Menulis Artikel
Kiat-liat dalam menulis artikel dan hal yang perlu diperhatikan terutama bagi “penulis pemula”..

Fakta
Dalam menulis sebuah artikel sehingga layak untuk disebut sebagai sebuah karya adalah keaktualan isi yang akan memberikan ribuan makna juga arti bagi pembaca, dan ini merupakan hal yang sangat perlu untuk diperhatikan.

Unsur Baru
Sebuah karya akan sangat menarik perhatian bila terdapat unsur-unsur baru didalamnya,walaupun tema yang telah ditetapkan telah ada sebelum-sebelumnya. Sebagai contoh,ilan ditelevisi dengan persaingan yang cukup ketat, yang perlu untuk diperhatikan adalah unsure baru atau sesuatu hal yang baru dan belum pernah ada sebelumnya, karena iklan-iklan itu ada ditengah iklan-iklan televise lainnya. Begitupun dengan hasil karya sebuah tulisan artikel.

Sistematika Penulisan
Tidak berbeda dengan sistematika tulisan yang telah ada selama ini dalam setiap hasil karya sebuah tulisan, bahwa dalam penulisan artikel perlu adanya pendahuluan, isi dan penutup.

Gaya Penulisan
Dalam hal ini kita harus pandai memahami setiap posisi seseorang dari berbagai SES yang akan membaca artiel tersebut, hal itu bertujuan untuk dapat dimengerti dan memudahkan pemahaman dari berbagai kalangan. Dan gaya penulisan akan mencerminkan dan langsung memberikan gambaran kepada siapa segmen yang menjadi sasaran dari isi karya artikel yang dibuat.

Point-point ini menjadi penting dan patut untuk diperhatikan terutama bagi “penulis pemula” karena menjadi pedoman dasar umum dalam sebuah hasil karya dalam penulisan artikel.


Mengatasi Hambatan dalam Menulis
Pada logikanya tidak hanya dalam dunia menulis kita akan mendapatkan hambatan-hambatan yang akan menghampiri dalam setiap proses penyelesaian yang kita lakukan, tentu hal tersebut harus kita hadapi untuk mengetahui hasil dari hal yang kita lakukan dan hal tersebut tidak akan menjadi mudah bila dihadapi oleh “penulis pemula”.

Perencanaan
Yang perlu diantisipasi bila menghadapi hambatan adalah matangkan terlebih dahulu perencanaan dari awal hingga seperti apa akhir yang akan kita ciptakan untuk melengkapi hasil karya tulisan yang kita buat, maka proses pembuatan dan pelaksanaan hasil karya tulis sebuah artikel akan lebih mudah.

Manajemen Waktu
Kita tentu harus konsisten bila ingin membuat hasil karya sebuah tulisan, dan keseriusan kita entu kelak aka memberikan hasil. Bila kita sangat mengharapkan hasil yang maksimal kita tentu membuat jadwal dalam pemilahan waktu yang maksimal, sehingga kita dapat mengetahui kapan waktu kita dalam tanggung jawab menulis.

Kepercayaan Diri
Bila perencanaan dan waktu telah kita atur untuk di pertanggungjawabkan, maka yang harus lakukan selanjutnya adalah menanamkan kepercayaan diri bahwa kita mampu dan bisa melewatinya sehingga kita tetap dapat berdiri tegak untuk melewati garis finish.


Menulis itu Menyenangkan
Pada bagian awal telah dipaparkan kiat-kiat dalam menulis artikel dan begitupun dengan bagaimana cara mengatasi hambatan yang akan dating menghampiri saat proses menulis, selanjutnya adalah menanamkan pada seting pikiran kita bahwa menulis merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan. Bila kita dapat melewati dan siap dengan hal selanjutnya maka tetap untuk fokus.

Kunci utama adalah kesabaran. Kesabaran dapat mengontrol segala situasi yang kita hadapi, ditengah gejolak emosi yang memuncak sekalipun kita tetap dapat mengontrolnya bila kita bersabar.

Ciptakan didalam otak alur yang akan kita rangkai, sehingga pada saat menulis kita dapat lebih mengeksplor lebih dalam setiap detilnya. Rangkaian kalimat akan terasa lebih ringan kita dapatkan ibarat gerbong kereta yang tak terputus, karena Tuhan telah menciptakan dan menganugerahkan kepada kita sebagai manusia yang memiliki cinta, rasa juga karsa.

Tanamkan dalam pikiran kita bahwa kita bisa, kita mampu dan dapat menjadi seorang penulis yang tidak lagi “penulis pemula”, sebab apa yang kita pikirkan dan tercipta dalam pikiran kemudian tersimpan pada otak kita lalu membentuk sebuah impian, hal tersebut pula yang akan kita peroleh seperti kekuatan sebuah impian atau “The Power of Dream” karena memang pada dasarnya apa yang kita tabur hal itu pula yang akan kita tuai, seperti pepatah mangatakan “what you did, is what you get”.






Daftar Pustaka

http://jurnalisme.wordpress.com
http://jurnalisme.wordpress.com
http://www.paulusherlambang.com

Selasa, 28 April 2009

Sinopsis...

Pahitnya hidup, tantangan juga lika-liku yang menghiasi warna-warni kehidupan selalu dialami Shilla. Gadis muda yang sejak kecil terbiasa hidup dan di didik hanya dengan peran seorang ibu yang tegar dengan berstatus single parents. Sebutan “papa” belum pernah terucap dari bibirnya karena sejak usia dua tahun tepat dihari ulang tahun yang ke dua, sang mama harus berhati besar menerima kenyataan hidup mandiri tanpa sosok bijak yang semestinya mengayomi sebagai kepala di dalam keluarga.

Keputusan pun diambil, untuk tinggal bersama oma dan opa terkasih. Karena yang semestinya menjadi hak waris, direnggut oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab dan hanya memikirkan kesenangan dirinya sendiri dalam memenuhi kebahagiaan semata dengan bermain judi dan nafsu dunia lainnya.

Kebahagiaan segera menghampiri??? Maaf membuat pembaca kecewa…

Bukan suatu hal yang mudah untuk menuju satu titik persepsi yang sama dengan tujuh kepala pada satu ruang lingkup dibawah atap yang sama. Perselisihan tidak jarang terelakkan. Hanya selisih paham dan beradu argument?? Semua benda mati sebagai pajangan dirumah yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman itu menjadi saksi bisu dari setiap tragedi perang dunia ke-III yang terus terjadi.

Bangkit..bangkit…ada waktu untuk tertawa dan ada waktu tuk menangis. Hingga akhirnya Shilla bisa berada ditengah-tengah keluarga yang utuh. Ada mama tersayang, papa yg membayar semua kepiluan sejak kecil, dan dua orang kaka lelaki Raka dan Fido yang menjadi cita-citanya sejak kecil.

“Alam ini adil, sebab penciptanya pun begitu adil”.

Minggu, 15 Maret 2009

Karakter Tokoh…

Seorang cowo berperawakan cukup tinggi untuk ukuran standar pria, kulit wajah mulus, sering kali mendapat tawaran pemotretan.

Woow..tunggu dulu, cowo ini belum sesempurna yang dibayangkan… Rambutnya lepek bukan karena jelly rambut, tapi karena anti keramas. iiiich!! Style-nya yang selalu terlihat nyentrik dengan skinny jeans dan sepatu boots hitam kebanggannya yang nyerepet kalau orang Jerman bilang.

Satu yang perlu di garis bawahi iseng abisss. Dimana Bel’z berada, orang-orang dibuat tertawa ngakak.

Keunikan, kekocakkan, juga terkadang kepolosannya.

Jangan salah…diam-diam cowo yang satu ini juga exist malah terkadang kelewat aktiv kalau di kelas.

Penasaran?? Pengen tau tentang doi lebih lanjut??

Nama : Bel’z alias Raeky (“Raden Wiky” pemberian mama tercinta).
Tempat Lahir : Bandung asli.
Tanggal Lahir : 5 Juni 1985.
Tinggi Badan : 180 cm.
Berat Badan : 72 kg.
Status : Mahasiswa dan masih aja jomblo.
Hobby : Musik…yang fokus sebagai penggebuk drum, basketball, isengin
orang, keliling kota Bandung dengan motor merah tercinta.
Motto Hidup : Bikin sang mama bangga dan.. “Keep Exist”.

Walaupun statusnya mahasiswa yang masih aja jomblo, cowo satu ini nggak pernah ada sejarahnya tuk ngerasa sendiri. Sesibuk apapun teman-teman Bel’z masih punya temen setia yang selalu mengiringi kemanapun langkahnya menuju.

Dederrredeeerrrrrreeedett…
Kalau denger suara ini, pasti itu Bel’z!! Suara motor merah kurus yang katanya kutukan Harley Davidson, dengan helm penuh sticker nemplok menghiasi.

Tokoh cowo ini yang super cuek nyaris ngeyel, tapi juga punya cita-cita mulia. Kelak ingin sukses dengan tujuan utamanya mengangkat derajat mama tercinta yang sejak kecil seorang diri merawat Bel’z.

Salah satu usaha tuk menggenapi keinginan dan impiannya untuk sukses yaitu…bekerja keras membagi waktu antara kuliah dan bekerja. Apapun pekerjaan yang ada di terimanya, asalkan “halal”.

“Selamat Datang Bel’z!!”

“Selamat datang sebagai tokoh cowo dalam dunia menulis..."

Selasa, 10 Maret 2009

Paras Lugu BettyLa”Vina”

“Vina sayang…sabar ya, tenang, harus kuat. Memang tidak selamanya apa yang kita inginkan sesuai dengan apa yang kita harapkan” tutur Lody. Empat orang perempuan berkumpul dipojok ruangan kelas seusai kuliah berlangsung. Tiga pasang tangan erat nan lembut penuh kehangatan memeluk erat tubuh Vina yang tersungkur dilantai, dengan mata sembab penuh binar berkaca-kaca.

Vina… ya Vina seorang gadis berperawakan mungil dengan ciri khas kaca mata besar yang selalu tersenyum. Tubuhnya begitu kurus, matanya nampak terlihat sedikit cekung, rambut lurus selalu terurai dan berponi. Teman-temanmengenalnya sebagai pribadi yang polos dan begitu lugu.

“Mamaku meninggal, dan kondisi papa semakin buruk” bisik Vina dengan suara sayup. Saraf kejepit akut dibagian tulang punggung yang diderita papanya. HNP dokter menyebutnya dalam bahasa kedokteran. Serentak ketiga temannya tercengang. Begitu kaget dengan wajah pucat pasi. Tidak dapat dibayangkan, Bagaimana bila menimpa kita? Disaat peran seorang ibu begitu diharapkan dalam segala dukungan juga doa kasih ibu, ibu kita yang dikasihi Tuhan beristirahat dengan tenang disisiNya. Belum lagi keadaan ayah kita yang kurang baik bahkan semakin drop karena sakit. Bagaimana dengan adik-adik?? Siapa yang mengurus mereka?? Bukan hal yang mudah, walau hanya membayangkannya!

“Vin…masih ada kita disini. Papa juga adik-adik yang lain saling membutuhkan dorongan juga kekuatan melalui sebuah doa dan kebersamaan kalian sekeluarga. Tunjukan pada mereka, anak sulungnya kuat, pantang menyerah dan bisa diandalkan keluarga.” Erin menenangkan. “Vin alam ini adil, sebab penciptanyapun begitu adil, yakin itu Vin.” Lea menambahkan, sambil mengusap dada dan menghela nafas panjang.

Begitu berat beban yang dipikul Vina bagi anak-anak sebayanya. Tidak jarang wajahnya terlihat pilu tanpa garis senyum menghiasi garis pipinya. Bahkan rambut bagian depan tepat diatas wajahnya semakin menghilang karena rontok yang begitu parah yang disebabkan pikiran dan tingkat stress yang cukup tinggi juga tekanan hidup yang mengoyak batinnya.

Ketiga temannya yaitu Erin, Lea juga Lody tak henti-henti tuk selalu mengingatkan vina agar tidak putus-putusnya berusaha juga meminta pada Tuhan melalui doa. Tuhan memberikan yang terbaik, membukakan jalan keluar dari kepiluan dan pahitnya hidup ini. Tak jarang teman-teman Vina membantu juga melalui materi, bahkan sengaja menyisihkan uang jajan mereka untuk keperluan ayah Vina berobat dan terapi.

Kemanapun Vina melangkah tidak pernah Erin, Lea juga Lody meninggalkan seorang diri, diam sedikit pandangannya kosong dalam lamunan yang mendalam. Begitu indah dan beruntung memiliki teman-teman seperti mereka. Vina sering diajak ketiga temannya refreshing ke mall ataupun taman dibelakang kampus yang lebih cocok di bilang kebun siiih, walaupun hanya sekedar ngobrol dan saling bercerita hingga tertawa lepas yang tiada lain pasti karena lemotnya Lea nangkep jalan cerita. Ibarat dijalan tol, kita udah di kilometer 80, Lea masih aja di kilometer 20. Atau kalo kita mulai dari abjad A, B, C, D……kita udah nyampe L, Lea masih aja di urutan abjad D, kapan nyampe Z ya?!?!. Kebayang pusingnya kita ngomong harus di ulang-ulang karena ada nona manis yang belum ngerti-ngerti. Fiiiuuhhhh..

Hiiks hiiiiks.. terdengar tangisan sesegukan seorang perempuan diujung gang. Hiiks hiiiiiks... Makin lama terdengar jelas. Bulu kuduk memang terasa lumayan berdiri. Mata saling memandang.. “Pemberani Lody sibuk diperpustakaan lagi” ujar Lea sambil gemetar. Siapa yang menangis? Tumben lorong kampus dilantai dua itu mendadak sepi. Tidak satupun terihat penghuni kampus. “Turun yuuu” ajak Vina. Sambil gemetar Lea menarik tangan Erin dengan mata yang mulai berkaca-kaca “Rin..gimana kalo diujung gang itu tiba-tiba ada cewe baju putih yang muncul?!!”. “Suut!! Sompral, siang terik gini. Gimana kalo perempuan itu butuh bantuan?” ujar Erin tegas. “Kita cari tahu Rin” ajak Vina. Perlahan-lahan walau dengan gugup dan rasa takut akhirnya sampai dilorong. Lody!! Ketiganya serentak. Ada apa? Kenapa? Apa yang sakit? Katanya di perpustakaan?! “Heiiy guys tenang…biar Lody tarik nafas dulu” tegas Erin.

“Handphone ilang” Lody berkata dengan suara terputus-putus karena menangis. Haa? Yang baru itu? Tanya Vina histeris. Hati-hati Vina…kalo dikampus gini gimana bisa dicari..nggak mungkin kan satu kampus ini kita geledah. Coba inget-inget lagi!
Suasana terkontrol, keadaan mulai tenang. Pa Maman datang tuk menjemput Lody pulang.
Erin terlihat begitu kesal, tangannya mengepal ibarat petinju profesional. “Liat aja, ketauan siapa yang ngambil kepalan tangan ini buat dia!!” sahut Erin geram.

Hari senin kembali menghampiri. Minggu pertama di awal bulanOktober. Keempat sahabat ini berkumpul ditaman belakang kampus, tempat nongkrong favorit. “Eeeh liat itu!” Jari Telunjuk Vina mengarah kesebuah pohon mangga, ia berlari girang karena pohon mangga itu akhirnya berbuah. Yang lainnya ikut menghampiri Vina, berlari-lari diatas rumput hijau taman belakang kampus. “Aku aja yang loncat!” seru Vina. Haaap!! Buah mangga belum tertangkap tapi sudah ada yang terjatuh. Semua kepala menunduk kebawah.

“Sejak kapan pohon mangga berbuah Handphone??” celetuk Erin dengan wajah tegang.

Kenapa tidak ada yang tertawa? Itu sebuah lelucon kan? Ya itu lelucon terhebat yang diperankan si lugu Vina!
“Kenapa Handphone Lody ada disini?? Di antara kita?? Ketus Erin menatap tajam Vina. “Nggggaak kkkko, nggggaak apppa-aapa” Vina membantah dengan suara kaku.

Lody dan Lea berdiri disamping Erin, ketiganya menghadap ke arah Vina. Lody menunduk mengambil handhone yang terjatuh ditanah dari saku baju Vina. “Vin..kenapa?? Kenapa tega?? Aku nggak nyangka” ujar Lody terheran-heran. “Kamu butuh berapa? Kita bisa bantu! Tapi bukan seperti ini Vin! Aku kecewa” tambah Erin.
Tak satupun pertanyaan dijawab Vina.
Kriiing..kriiing.. Handphone Lea bordering. Sebuah pesan singkat sampai : “ini ka Lea? Aku Vonty ade ka Vina. Handphone ka Vina nggak bisa dihubungi. Tolong sampein, mama papa sejak tadi nunggu ka Vina dirumah”. Semua semakin heran. Tidak satupun dari ketiga teman Vina yang bisa mempercayai hal itu. Dengan gugup Vina mencoba membantah “bukan itu mama tiriku, aku lupa cerita kalau dirumah sekarang ada tambahan anggota keluarga baru”.

“Vin…sekarang juga kita kerumah kamu, aku pengen kenal dengan mama baru kamu” Ketus Erin tegas. Semua menuju parkiran untuk kerumah Vina. Stelah perjalanan yang lumayan panjang, dengan jalan yang naik turun dan berkelok-kelok akhirnya sampai.

Seorang ibu membukakan pintu rumah dengan senyuman. Semua masuk menuju ruang tamu dengan wajah tegang dan penuh tanya. Suasana sedikit pulih ketika seorang uibu tersebut menyuguhkan air minum dengan es batu didalamnya.

Vina masuk keruangan rumahnya. Saat tersadar Vina menghilang begitu saja. Kemana perginya? Secara sekonyong-konyong dengan begitu saja!? Sang ibu terheran dan bertanya-tanya “ada apa ini”.

Begitu tragis dan lihainya si polos nanlugu membodohi Erin, Lea juga Lody. Tidak hanya tenaga tapi juga bantuan berupa materipun disisihkan untuk Vina. Hal yang jauh lebih memilukan kedua orangtua kandung Vina harus mengetahui bahwa anak sulungnya begitu mengecewakan. Terlebih bagi sang ibu, ia di anggap sudah almarhumah, bahkan telah ada yang menggantikan dengan sosok ibu tiri.

Disamping sang ibu terlihat sosok pria yang begitu tegar dan kuat, ternyata sehat wal’afiat tanpa harus rutin ke dokter apalagi terapi saraf kejepit akut dibagian tulang belakang. Adik kecil dirumah itu yang tiada lain adalah adik kandung Vina berkata “uang Vonty sering hilang, terakhir handphone juga hilang begitu saja dirumah”.

“Sosok polos yang juga lugu membodohi kita” sahut Lody ketika menghampiri mobilnya saat akan kembali pulang. Ketiganya berpamitan pada keluarga tersebut dan memohon maaf atas kelancangan juga ketidak nyamanan yang tiba-tiba terjadi.

Suatu pengalaman juga pelajaran berharga bagi Erin, Lea dan Lody. Seperti sebuah tulisan : “pengalaman adalah guru yang paling bijak”.

Ya… alam ini adil, sebab penciptanya pun begitu adil.

Sarah??? Suara !!!

SUARA..!!! Dentuman suara seorang guru killer memenuhi ruangan, dengan seketika kegaduhan kelas mendadak hening tanpa ada yang memberanikan diri untuk berkata sepatah katapun.

Terdengar dengan jelas sebuah kursi bergeser memecah keheningan, bersamaan mata memandang ke belakang pojok kelas dari mana sumber suara. Berdiri seorang gadis tubuhnya gemetar dengan kepala tertunduk. Sarah… seorang gadis pendiam dan lugu yang sehari-harinya dihiasi dengan lebih banyak tersenyum. Begitu temen-teman mengenalnya. TIDAK..!!! Kakinya mulai melangkah, sang guru killer yang tepat berdiri di depan kelas memandang Sarah, seakan dengan kedua tanduk juga taringnya yang siap kapan saja mengayunkan tongkat saktinya, menyulap Sarah menjadi seekor kelinci.

Langkah kakinya semakin jelas, suara sepatu yang terseret di atas lantai ubin berjalan menuju depan kelas, tepat dimana seorang guru killer berdiri. Semua mata semakin terbelalak. Apa yang dilakukannya? Menghampiri sang guru killer sama halnya dengan terjun bebas dari sebuah gedung lantai 20.

Suasana kelas semakin hening, jangankan untuk menarik dan menghembuskan nafas, mengedipkan matapun akan ditahan seribu cara untuk tidak melewatkan sedikitpun adegan sepanjang sejarah ini.
Langkahnya terhenti!!! Tepat jarak satu meter di hadapan sang guru, dan kepalanya mulai terangkat. Suasana semakin menegangkan, Timbul pertanyaan-pertanyaan dalam benak apa yang dilakukanya? Hal bodoh apa yang akan Sarah lakukan? Karena bila sang guru marah besar, bukan hanya dia yang akan dirubah menjadi seekor kelinci. Ooooh no.!!

Suara Clara sayup-sayup nyaris tak terdengar, mengundang sang guru bereaksi dan berkata dengan suara lantang yang menggema : “ada apa? Bicara yang jelas!“. Dengan terbata-bata juga gemetar dan keringat dingin membasahi keningnya, Sarah mengulang kalimatnya yang terdengar sayup : “bapak memanggil saya?“. Semua penghuni ruangan kelas mengerutkan dahi tanpa menggambarkan adanya pemahaman. Tiba-tiba saja sang guru tertawa terbahak-bahak terlihat begitu puas, tetapi semua temen-temen Sarah belum mengerti bahkan sama sekali tidak paham, dahi pada kening mereka belum terlihat normal. Sang guru masih saja terus tertawa, memang nampak aneh bahkan langka, seorang guru yang di kenal killer bisa juga tertawa lepas. Ia pun berseru: “saya memanggil kamu Sarah??. Saya marah karena kelas ini begitu gaduh, tidak lama saya tinggal. Saya tidak menyebut Sarah!! Tetapi suara!!“. Semua saling berpandangan, suara gaduh kembali terjadi dan kali ini sang guru killer penyebab kegaduhan itu.

Dengan wajah merah dan pucat pasi karena malu, Sarah kembali ke kursi tahtanya dibelakang pojok kelas. Sejak saat itu Sarah mendapat predikat baru sebagai : “si polos peluluh guru killer”.



( : diangkat berdasarkan kisah nyata. Suatu peristiwa yang terjadi saat masih mengenakan seragam putih biru beberapa saat yang lalu, tepat dibangku SLTP kelas satu. )

Senin, 02 Februari 2009

“Warna Warni Kehidupan Anak Kos”


Anak Kos Dodol (Dewi “Dedew” Rieka)

Saat pertama kali membaca judul buku ini tersampaikan dalam benak, judul yang memberikan kesan jauh dari formal dalam artian lebih kepada kehidupan dari kebiasaan sehari-hari. Tetapi kalimat yang berkedudukan sebagai judul tersebut bila dibaca kembali terasa lebih dekat dan berkesan akrab. Begitu pula dengan cover terutama pada bagian depan buku yang di desain cukup unik dan dengan menampilkan warna-warna senada sehingga tidak bosan untuk melihatnya berulang kali.

Setiap babnya menyisipkan kata-kata maupun kalimat-kalimat bijak yang menggugah hati juga perasaan pembaca. Seperti kutipan yang berbunyi “terlalu mahal harga dari sebuah pelajaran”. Begitu menyentuh perasaan, membuat hati pembaca terenyuh terbawa suasana dari setiap alur cerita.

Buku yang cukup baik untuk pembelajaran dan pegangan dalam pengalaman terutama bagi pembaca yang masih duduk di bangku kuliah dengan kehidupan sehari-hari kos dimana jauh dari orangtua. Memberikan gambaran kepada pembaca untuk dapat lebih dewasa, tetap senang dengan tersenyum, bahkan hidup prihatin yang jauh dari kehidupan serba dilayani. Buku ini pula dapat menggugah pembacanya untuk lebih berhati-hati dalam dunia pergaulan walaupun berada ditengah lingkaran yang dapat menjerumuskan.

Dalam setiap isinya berbagai perasaan terasa menyelimuti jiwa dan merasuk sukma. Adakalanya pembaca dibuat tertawa geli, tetapi tiba-tiba terenyuh karena hati ikut merasa pilu dan tersentuh. Terdapat sangat banyak pelajaran moral dari setiap kisah yang dapat dijadikan pelajaran dan pengalaman berharga dari sekedar warna warni kehidupan.

Tokoh dalam cerita yang keseluruhan merupakan kaum wanita dengan karakter dan tentu kepribadiannya masing-masing, ternyata lebih dari sekedar wanita biasa. Kadangkala tiba-tiba menuntut harus menjadi seorang detektif dadakan untuk memecahkan suatu masalah, siap saat mendadak untuk saling gotong royong membantu sesama teman, mencari akal bagaimana mendapat uang saku tambahan dari hasil usaha sendiri, kadang pula memutar otak untuk mencukupi kebutuhnnya setiap kali ada pengeluaran lebih yang tidak dapat dipertimbangkan. Bukan suatu hal yang mudah bagi seseorang yang terbiasa hidup penuh manja dan disuapi dari latar belakang keluarga masing-masing.

Seorang penulis yang masih cukup belia pada usianya untuk memulai sebuah karier di dalam dunia penulis buku. Seorang yang bernama lengkap Dewi Rieka Kustiantari yang akrab dipanggil dedew ini seorang perempuan asal Sunda-Makasar. Gemar mengkhayal, cinta menulis, gila membaca, dan cita-citanya berprofesi sebagai seorang guru serta berniat keras membuka bisnis online.

Penggunaan bahasa yang cukup mudah untuk dipahami pembaca, walaupun kadang terdapat beberapa bahasa daerah dari beberapa cerita yang tersaji dan bertujuan untuk membuat suasana hati dari pembaca menjadi hangat dan santai bahkan tertawa geli karena kekonyolan cerita yang terdiri dari rangkaian kata maupun kalimat.

Seperti halnya terdapat cerita yang memiliki makna pendidikan moral untuk di bagikan penulis kepada pembaca bahwa untuk segala sesuatunya tidak di pandang remeh dan suatu hal yang enteng, tetapi bila dengan persiapan yang lebih matang setiap kendala yang merintang dapat ditanggulangi dengan mudahnya.

“Jurnalis Senior Profesional (Dana Iswara)”


“Mengangkat Peristiwa Ke Layar Kaca”

Buku panduan praktis bagi setiap pribadi yang berkeinginan untuk dapat meniti karier dan berkecimpung dalam bidang jurnalistik televisi. Memberikan banyak gambaran yang tiada lain betujuan untuk memudahkan pesan-pesan penting yang terkandung di dalam buku ini tersampaikan dengan baik kepada setiap pembaca terutama bagi mahasiswa ilmu komunikasi yang tingkat kebutuhannya kelak dalam bidang pekerjaannya. Ulasan yang disajikan dapat dijadikan bahan pembelajaran dalam teori dimana menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya serta dipertujukan lebih kepada jurnalis atau calon jurnalis dapat lebih professional selama masa pengerjaan tugas profesionalnya. Begitu pula dengan gambaran bahwa dalam jurnalistik televisi mengasah untuk belajar lebih bijak lagi, bagaimana mengambil sikap yang seharusnya diputuskan dalam keadaan maupun situasi apapun.

Jurnalis televisi merupakan profesi yang hingga kini semakin banyak diminati dan digemari untuk berkecimpung serta berkarier dalam bidang ini. Dikatakan dalam buku ini bahwa menjadi jurnalis yang baik diharuskan terus menerus mencari tahu dan menanyakan akan suatu informasi, tidak boleh menganggap sesuatu adalah akurat etika hal tersebut tetap akurat. Syarat utama menjadi jurnalis berita adalah rasa ingin tahu yang besar dan sikap skeptis terhadap sesuatu. Selain itu pula bagi seorang jurnalis diharapkan untuk gemar membaca dan mencari tahu, dapat melalui internet,diskusi atau terjun langsung ke lapangan.


Sebuah buku hasil karya tangan profesional yang tentu berpengalaman dibidang jurnalistik televisi yang menjadi pembahasan utama pada buku ini. Lahir pada tanggal 12 Agustus 1965 di Jakarta, seorang istri dari Muhammad Chatib Basri dan ibu dari dua orang putri dan satu orang putra. Menyelesaikan jenjang S1 nya di Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung pada tahun 1989. Sebelumnya ia pun sempat mengikuti sejumlah pendidikan lain seperti mengikuti program intership di The Department of Disarmament of the United Nations, Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, selama satu bulan dan mendapatkan gelar master pada bulan November 2001. Dana Iswara merupakan sosok yang tidak asing lagi baik nama, paras, maupun profesi yang ditekuninya, menghiasi warna warni dunia pertelevisian Indonesia. Seorang jurnalis senior perempuan televisi swasta pada masa-masa awal.

Buku panduan praktis yang menyajikan informasi-informasi secara lengkap dan rinci dengan menyisipkan perbandingan didalamnya, begitu pula keterangan mengenai kepentingan-kepentingan yang mencakup wawancara televisi, membuat berita TV, hingga jenis-jenis liputan berita TV dengan segala informasi penting yang diulas didalamnya, menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami serta dimengerti, tentu merupakan tujuan untuk memudahkan dalam pola penerapan dari pemahaman setiap pembaca buku dengan tema “Mengangkat Peristiwa Ke Layar Kaca” ini.

“Bekerja secara optimal, menggali kreativitas lebih dalam lagi dan memasang telinga lebar-lebar tak akan menjadikan anda jurnalis yang hebat, apabila anda tidak bekerja dengan hati, menegakkan etika dan profesionalitas”. Sebuah kutipan penulis yang bersumber dari buku berjudul “Mengangkat Peristiwa Ke Layar Kaca”, ditulis oleh Dana Iswara. Rangkaian kalimat bijak yang tidak kita sadari membangunkan alam bawah sadar pembaca, menggerakkan hati untuk membangun rasa kepercayaan dan kenyamanan dengan adanya suatu usaha dalam diri.