Selasa, 28 April 2009

Sinopsis...

Pahitnya hidup, tantangan juga lika-liku yang menghiasi warna-warni kehidupan selalu dialami Shilla. Gadis muda yang sejak kecil terbiasa hidup dan di didik hanya dengan peran seorang ibu yang tegar dengan berstatus single parents. Sebutan “papa” belum pernah terucap dari bibirnya karena sejak usia dua tahun tepat dihari ulang tahun yang ke dua, sang mama harus berhati besar menerima kenyataan hidup mandiri tanpa sosok bijak yang semestinya mengayomi sebagai kepala di dalam keluarga.

Keputusan pun diambil, untuk tinggal bersama oma dan opa terkasih. Karena yang semestinya menjadi hak waris, direnggut oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab dan hanya memikirkan kesenangan dirinya sendiri dalam memenuhi kebahagiaan semata dengan bermain judi dan nafsu dunia lainnya.

Kebahagiaan segera menghampiri??? Maaf membuat pembaca kecewa…

Bukan suatu hal yang mudah untuk menuju satu titik persepsi yang sama dengan tujuh kepala pada satu ruang lingkup dibawah atap yang sama. Perselisihan tidak jarang terelakkan. Hanya selisih paham dan beradu argument?? Semua benda mati sebagai pajangan dirumah yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman itu menjadi saksi bisu dari setiap tragedi perang dunia ke-III yang terus terjadi.

Bangkit..bangkit…ada waktu untuk tertawa dan ada waktu tuk menangis. Hingga akhirnya Shilla bisa berada ditengah-tengah keluarga yang utuh. Ada mama tersayang, papa yg membayar semua kepiluan sejak kecil, dan dua orang kaka lelaki Raka dan Fido yang menjadi cita-citanya sejak kecil.

“Alam ini adil, sebab penciptanya pun begitu adil”.